04/09/2013
Romo Antonius Benny Susetyo meminta para calon legislatif (caleg) Katolik dan Protestan bukan hanya melakukan mobilisasi di dalam lingkungan Gereja, tapi membangun jaringan yang luas di luar Gereja bila mereka ingin merebut suara yang banyak.
“Para caleg Kristen tidak hanya melakukan mobilisasi, tapi harus cerdas dan cerdik serta membangun jaringan yang luas,” kata Romo Benny, yang juga sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia, dalam sebuah seminar tentang Regenerasi Kepemimpinan Nasional di Jakarta, Senin (2/9).
Ia mengamati daftar caleg sebagian besar adalah wajah lama yang saat ini masih berada di legislatif. “Harapan kita sudah tipis karena perubahan tidak akan terjadi karena wajah-wajah lama masih jadi caleg. Untuk itu para caleg baru harus punya strategi agar mereka bisa mengalahkan wajah lama, kalau tidak Anda akan gagal,” kata Romo Benny di hadapan sejumlah caleg Katolik dan Protestan, yang turut hadir dalam seminar itu.
Menurut Romo Benny, untuk memenangkan pemilu anggota legislatif 2014, para caleg tersebut harus kreatif dan inovatif. Cara-cara mendekati konstituen dari kalangan Gereja dinilai tidak akan mampu mengantarkan Anda memenangi pemilihan legislatif.
“Caleg Kristen harus memiliki banyak jaringan dan jangan andalkan di lingkaran Gereja karena jumlah orang Kristen sangat sedikit. Kita harus berani keluar dari lingkungan kekristenan untuk merebut suara dari komunitas lain,” lanjut Romo Benny.
Kalau Anda mau menjadi garam dan terang, ajak Romo Benny, masuklah lintas batas. Gunakanlah media sosial seperti Twitter, Facebook untuk tampilkan diri Anda serta visi dan misi Anda.
Menurut Romo Benny, berpolitik itu sebenarnya tidak identik dengan agama, namun melayani publik dengan gagasan yang aspiratif.
“Maka caleg Kristen harus mampu menunjukkan dirinya bahwa dia mengatasi batas-batas kesukuan dan keagamaan, serta punya integritas dan kemampuan, memiliki kejujuran, serta keberanian untuk merubah pilihan-pilihan,” kata Romo Benny.
Ia menambahkan Anda harus meneladani pelayanan Yesus karena pelayanan Yesus itu tulus dan tidak elitis.
Pengamat Pemilu dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti juga mengatakan selain merindukan pemimpin yang berani membebaskan negara dari utang, rakyat Indonesia membutuhkan caleg yang punya sikap tegas, cerdas, dan bersahaja.
Ray pun berharap, masyarakat tidak memilih caleg 2014 yang hanya ingin meneruskan kebijakan pemerintahan SBY terkait hobi berutang.
“Mulai saat ini masyarakat perlu jeli, kritis dan bersikap hati-hati. Caranya, dengan tidak memilih caleg yang pro asing, yang gemar utang luar negeri, dan tidak punya kemandirian bangsa,” tegasnya.
Acara seminar tersebut ditampilkan sejumlah caleg dari Katolik dan Protestan untuk memperkenalkan diri mereka serta menyampaikan visi dan misi mereka.(Sumber: Ucanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar