Judul
Buku : Doa Yang Menyembuhkan
Penulis : Jean Maalouf
Penerjemah : Wilhelmus David
Penerbit : Orbit Media, Tangerang, 2013
ISBN : 978-602-17548-8-7
Doa
memainkan peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Doa bekerja untuk
menyembuhkan, mengubah dan membuat
mungkin untuk setiap hal yang dianggap mustahil. Allah menyembuhkan orang yang
butuh disembuhkan. “Doa tidak mengubah Allah tetapi mengubah orang yang berdoa,
“ kata Soren Kiekegaard. Karenanya, untuk mencapai titik puncak pengubahan diri
maka dalam doa perlu dicarikan jalan yang tepat untuk bagaimana membangun
relasi intim dengan Allah. Dalam doa, sepertinya pendoa sedang berada di
beranda Allah, membiarkan dirinya untuk hanyut dan larut dalam ribaan Allah.
Dalam doa-doa
Katolik, begitu banyak mistikus merintis jalan panjang untuk mencari jati diri
Allah melalui cara-cara baru dalam berdoa. Model doa seperti apakah yang kita
perlihatkan di hadapan Allah sebagai cara dalam meraih kekhusyukan dan
mengalami kehadiran-Nya? Apakah doa yang tenang penuh meditatif yang kita
gandrungi? Doa Benediktin, yang
pertama kali diperkenalkan oleh Santo Benediktus, menyentuh kesadaran manusia. Tipe doa ini menyentuh semua tipe
kepribadian: lectio menyentuh pikiran
kita, meditatio menyentuh akal kita, oratio menyentuh perasaan kita dan contemplatio menyentuh naluri kita.
Selain
doa Benediktin, dikenal juga doa Agustinus yang lebih menggunakan kekuatan Sabda Allah sebagai
bagian dari kehidupan mereka sehari-hari dan mengajarkan kepada para murid agar
menggunakan cara doa ini untuk mengenal kehendak Allah bagi mereka. Sementara
itu, doa Fransiskan mengarahkan semua orang untuk percaya penuh kepada Allah,
terbuka kepada bimbingan Roh Kudus dan memuliakan Allah dalam keindahan-keindahan
alam.
Masih banyak lagi cara-cara berdoa dan bermeditasi yang ditawarkan oleh para mistikus. Tetapi yang terpenting di sini adalah bagaimana setiap kita memilih cara-cara yang tepat dalam berdoa. Sebelum menerapkan cara-cara berdoa, mestinya si pendoa harus tahu dan mengenal karakter pribadi. Karena dengan mengenal karakter pribadi maka seseorang akan memilih metode atau cara yang tepat dalam berdoa. Semua cara yang ditawarkan hanyalah jalan untuk mengalami kedekatan dengan Allah. Dalam berdoa, ibarat kita “bermain kartu terbuka dengan lawan main.” Karena sebelum kita menyampaikan sesuatu, Allah lebih dulu tahu tentang maksud dan tujuan kita berdoa.***(Valery Kopong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar