Senin, 14 Oktober 2013

PERARAKAN MASUK DAN NYANYIAN PEMBUKA



Perarakan masuk para pelayan dan petugas sebagai tanda diawalinya perayaan Ekaristi ini disambut oleh umat beriman dengan berdiri sambil diiringi dengan nyanyian pembuka.
                Pada hari Minggu dan hari raya, perarakan masuk ini diiringi dengan nyanyian pembuka, yang memiliki beberapa fungsi:
  1. Mengiringi perarakan para petugas liturgy (imam dan para pelayan lain) memasuki ruang ibadat; maka nyanyian pembuka harus dilagukan selama perarakan berlangsung.
  2. Membina persekutuan umat; maka seluruh jemaat harus berpartisipasi dalam nyanyian pembuka: bernyanyi dengan segenap hati, dengan suara lantang; oleh karena itu baik dipilih nyanyian yang mampu mempersatukan umat.
  3. Mengantar umat memasuki misteri yang dirayakan; maka tema nyanyian pembuka harus cocok dengan perayaan Ekaristi hari yang bersangkutan.
Berkaitan dengan fungsi kedua: membina persekutuan umat, maka perlu diperhatikan hal-hal yang menunjang terciptanya persekutuan jemaat, a.l.:
1.       Tata gerak: selama melagukan nyanyian pembuka kita semua berdiri tegap, tidak loyo, tidak ada yang duduk; kesamaan sikap ini menunjukkan kekompakan, persekutuan. “Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan liturgi kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dna membangun sikap batin yang sama pula.”
2.       Terlibat: seluruh umat menyanyikan nyanyian pembuka, entah silih berganti dengan koor, entah bersama-sama dengan para anggota koor.
3.       Berbagi buku: kalau teman di sebelah kita tidak membawa buku, kita ajak ia menyanyi dengan buku kita; dengan menawarkan buku untuk dipakai bersama, kita membangun persekutuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar